Halaman

Sabtu, 22 Juni 2013

Laporan PENDIDIKAN TEOLOGI DI JEMAAT, pengertian gereja


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Gereja dalah persekutuan orang-orang terpanggil dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, persekutuan merupakan segenap orang yang mempunyai pengakuan yang sama, yang menjadi pengakuan dalam lingkungan persekutuan ini adalah Tuhan Yesus yang adalah kepala kepala persekutuan itu sendiri.
Kata ‘Gereja’ berasal dari bahasa Portugis “Igreya” dan dalam bahasa Yunani “ekklesia” yang berarti Jemaat yang dipanggil keluar dari dunia menjadi milik Tuhan. Kata “ekklesia” diambil dari kebudayaan Yunani waktu itu yang berarti suatu sidang warga kota untuk membicarakan dan mengambil keputusan selaku “Sidang Rakyat yang syah” (Kis. Ras. 19 : 39).
Pengertian Gereja secara theologis Alkitabiah ialah bahwa Gereja (ekklesia) itu adalah tubuh Kristus (Ep. 1:22-23) dimana Kristus adalah kepala. Kristus yang memanggil, maka Gereja berasal dari Kristus sendiri. Gereja bukanlah kelompok manusia yang berdiri atas inisitif sendiri, tetapi Kristuslah yang dengan perantara Firman dan Roh mengumpulkan bagiNya Jemaat itu. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dikumpulkan oleh Kristus. Hari Pentakosta, ketika Roh Kudus dicurahkan menjadi hari lahirnya Gereja (Kis. 2).
Kata “katekesasi” berasal dari bahasa Yunani artinya “pelajaran”. Istilah ini sudah lama dipakai untuk pelajaran yang diberikan kepada siapa saja yang mau menerima dan mengakui iman Kristen. Secara sistematis ajaran Kistus dilayankan kepada orang yang disebut “katekumen”. Dengan mengikuti “katekesasi” mereka akan memulai mengerti apa artinya menjadi Kristen. Disamping itu, mereka juga diberi kesempatan untuk mendengar tentang jalan keselamatan dalam dan oleh Yesus Kristus serta diajak mengeikuti jalan itu[1]  
Katekese gerejawi adalah usaha untuk membimbing anggota-anggota jemaat yang masih muda kedalam perkataan dan perbuatan Allah dengan maksud supaya mereka belajar untuk hidup bersamama dengan Allah didalam pimmpinan Roh Kudus dan didalam persekutuan dengan Yesus Kristus, yakni gereja.[2]
Untuk membawa mahasiswa mengenal semua hal yang bersangkutan diatas maka, mata kuliah Pendidikan Teologi Di Jemaat memberikan tugas kepada mahasiswa untuk terjun praktek mengajar katekesasi ke gereja-gereja.    
B.     Maksud Dan Tujuan
Yang menjadi maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktek mengajar katekesasi adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai wujud partisipasi mahasiswa dalam membangun hubungan dengan gereja (jemaat) sebagai tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi
2.      Sebagai upaya untuk melatih diri dalam proses belajar mengajar
3.      Untuk menambah wawasan mengenai pengetahuan Alkitab sebagai bahan katekesasi
4.      Memberdayakan diri dalam pelayanan gereja.
C.      Asumsi Dasar/Masalah
Kedewasaan anggota jemaat tergantung dari keberhasilan pengajaran katekesasi yang dilakukan oleh setiap gereja





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Tentang Gereja Secara Umum
1.     Identitas Gereja
a)        Nama Jemaat                                    : Jemaat Diaspora Danau Ina - Oesapa
b)        Alamat                                               : Jln. Suratim KM. 10 RT. 15 RW. 06
                                                            Kelurahan Oesapa
c)         Berdiri                                              : 4 November 2007 (Kebaktian
                                                             perdana)
d)        SK. Madiri                 Nomor                        : 001/SK/MS-GMIT/2009
                                          Tanggal          : 28 Januari 2009
e)        Diresmikan                                       : 15 Pebruari 2009
f)          Ketua Majelis                                    : Pdt. Yuliana Bani-Banunu
SK Pengangkatan     Nomor                        : 110/SK/MS-GMIT/G/2009
Tanggal                                             : 28 Januari 2009
g)        Jumlah Kepala Keluarga                 : 215 KK
h)        Ukuran Gedung Kebaktian             : 25 x 12 m = 300 m2 (Sementara
                                                             dibangun)
i)          Ukuran Gedung Kantor                   : 10 x 9,5 m = 95 m2 (Sementara
                                                            dibangun)
2.     Sejarah Gereja
Sejarah Singkat Jemaat Diaspora Danau Ina
Berdirinya Jemaat Diaspora Danau Ina diawali dengan dibentuknya Panitia Pembangunan Gedung Pos Pelayanan Danau Ina Jemaat Nazareth Oesapa Timur sesuai          SK Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur Nomor. 08/SK/MJ-GMIT/V/G/2005 tanggal  1 Mei 2005 dengan Ketua Panitia Bpk. Drs. Joni J.A.Ninu. Pembangunan Fisik gedung diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan Pos Pelayanan Danau Ina pada tanggal 14 Juni 2006 oleh Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur Bapak Pdt. Gayus D. Pollin, S.Th. Namun dalam perkembangannya Pembangunan gedung tersebut mengalami berbagai hambatan terutama minimnya dana yang dialokasikan sehingga pelaksanaannya tidak dapat dilanjutkan.
Selanjutnya oleh inisiatif jemaat disekitar Danau Ina maka dilaksanakan rapat pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2007 bertempat di rumah Bapak. Fredik Ataupah,S.Pd. Dalam rapat  tersebut disepakati beberapa hal antara lain :
1.      Karena Pembangunan Fisik Pos Pelayanan Danau Ina tidak terlaksana dengan baik atau mengalami kemacetan maka Panitia Pembangunan yang telah dibentuk dinyatakan tidak berlaku lagi.
2.      Pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina harus segera dilaksanakan, dan disepakati kebaktian Perdana tanggal 4 Nopember 2007.
3.      Menyepakati dan memilih Bapak Fredik Ataupah yang adalah Ketua Kordinator Wilayah IV sebagai penanggung jawab.
Berdasarkan poin dua diatas maka dibuatlah surat pemberitahuan kepada Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur agar dapat ditindaklanjuti. Dalam perkembangannya sampai tanggal 20 Oktober 2007 belum ada tanggapan dari Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur. Untuk menyikapi kesepakatan yang diambil pada pertemuan tanggal 13 Oktober 2007 maka dilaksakan Rapat kedua pada hari Senin tanggal 21 Oktober 2007 bertempat dirumah Bapak Imanuel Ahalamani. Dalam Rapat tersebut disepakati lagi beberapa hal  yaitu :
1.      Kebaktian Perdana  tetap dilaksanakan pada tanggal 4 Nopember 2007.
2.      Untuk dapat beribadah maka perlu dibangun sebuah gedung darurat sebagai tempat beribadah. Lokasinya adalah diatas Pondasi yang telah dibangun. Bahan yang dipakai adalah dari sumbangan Jemaat.
Berdasarkan kesepakatan di atas maka pengumpulan bahan dimulai tanggal 23 Oktober 2007 dan pembangunan fisik gedung darurat Pos Pelayanan Danau Ina dimulai tanggal 26 Oktober 2007. Pembangunan Pos Pelayanan tersebut dilakukan secara gotong royong selama 3 hari dan selesai pada tanggal 29 Oktober 2007.
Karena pembangunan gedung darurat sudah selesai maka dibuatlah surat permohonan kepada Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur untuk memimpin kebaktian perdana di Pos Pelayanan yang ditandatangani oleh Ketua Kordinator Wilayah (Korwil) V. Namun karena berbagai alasan teknis dan administratif  maka Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur belum bersedia memimpin kebaktian perdana tersebut dan meminta agar kebaktian perdana ditunda sampai dengan tanggal 18 Nopember 2007. Namun karena kebutuhan rohani jemaat, maka kebaktian tanggal 4 Nopember 2007 harus tetap dilaksanakan. Untuk megantisipasi hal ini dan jemaat tidak dikorbankan maka oleh Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur meminta Majelis Jemaat setempat mengatur pelayanan pada tanggal 4 Nopember 2007. Karena ketiadaan pelayan di Danau Ina yang memimpin kebaktian perdana maka pada tanggal 3 Nopember 2007 atas  kesepakatan jemaat diutus beberapa orang majelis jemaat dan jemaat  yaitu Bpk. Imanuel Ahalamani, Bpk Ferdi Fallo dan Bpk. Hironimus Lakapu menghadap Ketua Majelis Sinode GMIT  agar dapat mengutus seorang pelayan GMIT untuk memimpin kebaktian perdana pada tanggal 4 Nopember 2007 tersebut di Pos Pelayanan Danau Ina.
Atas inisiatif dari Ketua Majelis Sinode GMIT Bapak Pdt. Dr. Ayub Ranoh maka diadakan pertemuan singkat antara Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur, Wakil Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur  dan Wakil Jemaat dari Danau Ina di ruang kerja Ketua Majelis Sinode. Dalam rapat tersebut Bapak Ketua Majelis Sinode meminta agar Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur mengatur pelaksanaan kebaktian pada tanggal 4 Nopember 2007, sehingga jemaat tidak dikorbankan. Karena kedua pendeta menyatakan berhalangan dan tidak dapat memimpin kebaktian tersebut, maka disepakati bahwa Pemimpin kebaktian Perdana direkomendasikan kepada Sdr. Enos S. Sakol, S.Th, yang selama ini membantu pelayanan di Jemaat Nazareth Oesapa Timur.
Kebaktian perdana dimulai tanggal 4 Nopember 2007 jam 07.00 dan jemaat yang hadir diperkirakan berjumlah 700 – 750 orang. Hal ini dapat diprediksi dari jumlah kursi yang disiapkan sebanyak 600 buah terisi penuh bahkan ada jemaat yang mengikuti kebaktian diluar gedung sambil berdiri.
Setelah kebaktian perdana tanggal 4 Nopember 2007 jam 13.00 Wita (Jam 1 Siang) bertempat di Gedung Pos Pelayanan Danau Ina dilaksanakan Rapat lengkap antara Ketua Majelis, Wakil Ketua Majelis, Badan Harian, BPPPJ, Majelis Jemaat  Nazareth dan Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina disepakati bahwa kegiatan pelayanan tetap dijalankan.
Waktu terus berlalu dan kegiatan pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina berjalan dengan baik. Untuk kegiatan kebaktian pada hari Minggu, pelayan yang memimpin kebaktian diatur oleh ketua majelis  Jemaat Nazareth Oesapa Timur. Pada tanggal 3 Pebruari 2008 dilaksanakan Rapat Jemaat dan Majelis Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina dan didalam Rapat tersebut sebagian besar peserta rapat meminta agar proses Pendewasaan Pos Pelayanan Danau Ina menjadi jemaat mandiri harus segera direalisasikan. Permintaan yang sama juga terjadi pada Sidang Tahunan Majelis Jemaat Jemaat Nazareth Oesapa Timur  tahun 2008 pada hari Kamis tanggal 7 Pebruari 2008. Dalam sidang tersebut diputuskan agar Pos Pelayanan Danau Ina dapat diusulkan ke Sinode GMIT agar dijadikan jemaat mandiri dan dalam proses pendewasaan diri maka segala pelayanan sakramen dapat dilakukan di Pos Pelayanan Danau Ina. 
Dalam rangka menyambut hari Raya Paskah tahun 2008 maka salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan adalah Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus. Karena adanya keputusan bahwa kegiatan pelayanan Sakramen dapat dilaksanakan di Pos Pelayanan Danau Ina maka jemaat yang berbakti di Pos Pelayanan meminta agar dapat dilayani sakramen Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus. Untuk itu dilakukan pendekatan kepada Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur, namun berdasarkan jawaban Ketua Majelis Jemaat bahwa telah dilakukan rapat oleh Badan Harian Jemaat Nazareth Oesapa Timur dan diputuskan bahwa seluruh kegiatan sakramen dipusatkan di gedung Gereja Nazareth Oesapa Timur. Namun karena demi kebutuhan rohani jemaat untuk tetap dilakukan pelayanan sakramen di Pos Pelayanan, maka dilakukan lagi pendekatan kepada Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur namun jawabannya adalah keputusan Badan Harian sudah final dan tidak dapat diubah lagi.
Untuk menyikapi hal diatas maka dilakukan rapat Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2008. Dalam Rapat tersebut disepakati beberapa hal yaitu :
1.      Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus Triwulan Pertama untuk jemaat  yang berbakti di Pos Pelayanan Danau Ina harus tetap dilaksanakan di Pos Pelayanan Danau Ina.
2.      Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus yang semula direncanakan tanggal 23 Maret 2008 di majukan pada tanggal 21 Maret 2008.
3.      Untuk melayani Sakramen Perjamuan Kudus maka akan diminta pelayan dari Sinode GMIT.
4.      Permintaan pelayan dari Sinode GMIT dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2008.
Pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2008 beberapa utusan dari jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina antara lain Drs. Jhoni Ninu, Ferdi Fallo, Hironimus Lakapu, Yefta Sanam, Victor Nenobais, Imanuel Ahalamani, Soleman Zakarias, Anderias Letmau, Eliaser Lopo, Yohana Lopo – Li, Surfis Nenometa, Yohanis Saepito, Edison Bay dan Deny R. Ndelo, menghadap Sinode GMIT untuk meminta pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus. Dalam rapat tersebut yang dihadiri oleh utusan dari Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina, Wakil Ketua Sinode, KPWK Kupang Tengah, disepakati bahwa Majelis Sinode GMIT melalui KPWK Kupang Tengah akan menjadi mediator antara Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina dengan  Ketua Majelis  dan Badan Harian Jemaat Nazareth Oesapa Timur agar pelayanan Sakramen Perjamuan yang sudah diputuskan dan diumumkan kepada jemaat pada tanggal 21 Maret 2008 tetap dilaksanakan.
Pada hari itu juga dilakukan rapat di Jemaat Nazareth Oesapa Timur antara KPWK Kupang Tengah Bpk. Pdt. Daniel Nenot’ek, S.Th. dengan Katua Majelis Jemaat dan Badah Harian Jemaat Nazareth Oesapa Timur. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Bpk. Pdt. Daniel Nenot’ek, S.Th  pada jam 23.00 kepada anggota jemaat yang sementara menunggu di gedung kebaktian Pos Pelayanan Danau Ina yakni   ± 50 orang.  Pada waktu itu diinformasikan hasil kesepakatan yang diambil adalah ”Apabila Majelis Sinode GMIT melayani Sakramen Perjemuan Kudus di Pos Pelayanan Danau Ina maka Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur dengan tulus melepaskan saudara – saudara mereka jemaat yang berbakti di Pos Pelayanan Dau Ina untuk menjadi jemaat sendiri dan meyerahkan tanggung jawab kepada Sinode GMIT dibawah kordinasi KPWK Kupang Tengah”. Sejak saat itulah maka Pos Pelayanan Danau Ina dinyatakan lepas  dari Jemaat Nazareth Oesapa Timur untuk mengatur pelayanan sendiri dibawah kordinasi KPWK Kupang Tengah sambil  menjalani  proses pendewasaan dan pengukuhan/pentabisan dari Majelis Sinode GMIT. 
Pelayanan Sakramen Perjemuan Kudus pertama dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2007 oleh Pdt. Emr. Markus Bessie. Anggota Sidi yang hadir adalah ± 500 orang.  Selanjutnya diikuti dengan pelayanan sakramen Babtisan Kudus kepada  27 orang pada hari Senin tanggal 24 Maret 2007 bertepatan dengan kebaktian Paskah Kedua.
Waktu terus berlalu dan kegiatan pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina berjalan dengan baik. Selama rentang waktu tersebut semua kegiatan pelayanan berlangsung dibawah tanggung jawab Bpk. Pnt. Fredik Ataupah, S.Pd. yang dibantu oleh seorang tenaga magang yakni Sdr. Enos S. Sakol, S.Th. dan 17 orang Majelis Jemaat yakni : Pnt. Drs. Joni J.A. Ninu, Pnt. Imanuel Ahalamani, Pnt. Flora. A.E. Neolaka-Kabu, Pnt. Drs. Marthen Malo Tanggu, Pnt. Zadrak Naimasus, S.Pd. Pnt. Ruth Muda Kedu-Oematan, Pnt. Ruth Tefbana – Pasomba, Pnt. Eliaser Lopo, Dkn. Maria I. Banfatin-Tanu, Dkn. Asnat Boko-Tanau, Dkn. Aris Seubelan, Dkn Yohanis Saepito, Dkn. Petronela Ataupah-Dimu, Dkn Yane Saba – Bolla, Dkn. Anaci Taklal-Pello, Dkn. Markus Tanesib dan Dkn. Ferdi Fallo.
Untuk memperlancar kegiatan pelayanan terutama kegiatan kebaktian Minggu maka Bpk. Yohanis Saepito yang adalah seorang  anggota majelis jemaat ditunjuk merangkap sebagai koster. 
Waktu terus berlalu dan kegiatan pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina berjalan dengan baik. Pada hari Sabtu, 19 Juli 2008 dilaksanakan rapat dengan agenda : ”Pembahasan dan Penentuan Nama Jemaat Pos Pelayanan Danau Ina”. Dari beberapa nama diusulkan, maka disepakati Nama ”Diaspora” sebagai nama Jemaat. Sejak saat itulah jemaat ini dikenal dengan nama ”Jemaat Diaspora Danau Ina – Oesapa”.
Akhirnya Mejelis Sinode GMIT melalui Surat Keputusan No. 001/SK/MS-GMIT/2009 Tanggal 28 Januari 2009 menetapkan bahwa Pos Pelayanan Jemaat Diaspora Danau Ina dinyatakan sebagai Jemaat Madiri atau Dewasa selanjutnya melalui SK. No. 110/SK/MS-GMIT/G/2009 Tanggal 28 Januari 2009 mengangkat  Ibu Pdt. Yuliana Bani-Banunu sebagai ketua Majelis Jemaat Diaspora Danau Ina – Oesapa. Kegiatan peresmian Jemaat Diapora Danau Ina dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 15 Pebruari 2009 oleh Wakil Ketua Sinode GMIT sekaligus diperhadapkan Ibu Pdt. Yuliana Bani-Banunu sebagai Ketua Majelis Jemaat.
Demikianlah sejarah singkat berdirinya Jemaat Diaspora Danau Ina – Oesapa. 

3.     Organisasi
Susunan Badan Pengurus
Majelis Jemaat Diaspora Danau Ina
I.         MAJELIS HARIAN/BADAN HARIAN
1.        Ketua Majelis                            : Pdt. Yuliana Bani – Banunu
2.        Wakil Ketua 1                           : Pnt. Fredik Ataupah, S.Pd.
3.        Wakil Ketua 2                           : Pnt. Drs. Marthen Malo Tanggu
4.        Sekretasi                                   : Pnt. Hironimus Lakapu
5.        Wakil Sekretaris                       : Pnt. Yefta Sanam
6.        Bendahara                                : Pnt. Ferdy Fallo
7.        Wakil Bendahara                     : Pnt. Welly Sereh – Tobe
II.      KORDINATOR KOMISI
1.        Komisi Pembangunan              : Pnt. Imanuel Ahalamani
2.        Komisi Diakonia                       : Dkn. Sarlin Fafo-Aoetpah
3.        Komisi Perempuan GMIT        : Pnt. Yohana Lopo-Li
4.        Komisi Kaum Bapak                 : Pnt. Aries Seubelan
5.        Komisi Musik Gerejawi            : Pnt. Drs. Jhoni J.A. Ninu
6.        Komisi Pemuda                        : Pnt. Abimelek Laupai, S.Pd.
7.        Komis PAR                                : Pnt. Maria Banfatin – Tanu, S.Pd.
8.        Komisi Hari Raya Gerejawi     : Pnt. Albertina Manafe – Lodo
9.        Komisi Pemberdayaan            : Pnt. Zadrak Naimasus, S.Pd.PAK
III.   KETUA BADAN KATEGORIAL
1.        Kaum Bapak                             : Jemi Ully, S.Sos
2.        Pemuda GMIT                           : Marsel Loasana
3.        Perempuan GMI                       : Dra. Florence Ully-Lulan, MM.
4.        PAR                                            : Bernat Anin
IV.    KORDINATOR MAJELIS RAYON
1.        Rayon 1                         : Pnt. Petronela Ataupah-Dimu
2.        Rayon 2                         : Pnt. Ruth Tefbanan - Pasomba
3.        Rayon 3                         : Pnt. Eliaser Lopo
4.        Rayon 4                         : Pnt. Floara A. E. Neolaka - Kabu
5.        Rayon 5                         : Pnt. Andy Y. Napa – Ninu, S.Pt, M.Si.
6.        Rayon 6                         : Dkn. Nidas Lasboy
7.        Rayon 7                         : Dkn. Jeckson Blegur
8.        Rayon 8                         : Dkn. Yosef Banfatin



4.     Statistik Jemaat
Data Tenaga Pendukung Pelayanan :
No
Jenis Tugas/Jabatan
Jumlah
Keterangan
1.       
Pendeta
1   Orang
Terdapat 2 Orang anggota Majelis Jemaat yang merangkap tugas sebagai Pengajar Kelas Katekasasi.
2.       
Penatua
28 Orang
3.       
Diaken
14 Orang
4.       
Koster
1   Orang
5.       
Calon Vicaris GMIT
1   Orang
6.       
Pengajar PAR
15 Orang
7.       
BPPPJ
5   Orang

Jumlah
65 Orang

Data Umum Jemaat :
No
Uraian
Kelamin (Orang)
Jumlah (Orang)
Laki-laki
Perempuan
1.       
Jumlah Anggota Jemaat
764
718
1.482
2.       
Anggota Sidi
516
484
1.000
3.       
Anggota Baptis
736
692
1.428
4.       
Majelis Jemaat
18
24
42
5.       
Penatua
12
16
28
6.       
Diaken
6
8
14
B.    Isi Laporan
1.     Membabawa materi
Kitab Mazmur
a.       Nama
Dalam LXX (Septuaginta) adalah kata “Psalmoi”, kata Yunani (dari kata kerja ”Psallo” yang artinya “memetik atau mendeingkan”). Kemudian kata itu menunjukan nyanyian (Psalmos) atau kumpulan nyanyaian (Psaltorion).
Judul kitab Masmur dalam bahasa Ibrani adalah Tehillim artinya puji-pujian tau nyanyian pujian.
b.      Struktur
Kitab Mazmur dibagi dalam 5 jilid:  jilid I:Maz 1-41; jilid II: Maz 42-72; jilid III: Maz 73-89; jilid IV: Maz 90-106 dan jilid V: Maz. 107-150.
-            Pengelompokan ini adalah bahwa bagian-bagian Mazmur itu merupakan  tahap-tahap dalam proses pengumpulan Mazmur.
-            Kumpulan yang lebih awal berisi mazmur-mazmur yang ditulis oleh Daud (Maz. 3-41;51-71), Korah (Maz. 42-49), dan Asaf (Maz. 50, 73-83). Kumpulan yang lebih kecil seperti nyanyian Ziarah (Maz 120-134) dan mazmur-mazmur yang menggunakan ungkapan “Haleluya” (Maz146-150).
c.       Inti Dari Kitab Mazmur
Yang menjadi inti pemeritaan kitab mazmur adalah bahwa kitab mazmur merupakan sebuah kumpulan lagu-lagu keagamaan umat Israel yang dianggap sebagai jawaban syukur bangsa Israel terhadap Allah atas setiap perbuatan Tuhan dalam sejarah bangsa Israel yang di lakukan dengan nyanyian, kitab mazmur berisi pujian sukacita dan permohonan kepada Tuhan Allah, sebagaian mazmur merupakan adalah ungkapan dari pribadi pemasmur.
Inti amanat kitab mazmur adalah puji-pujian melaui doa. Dalam kitab ini orang yang sengasara dan berdukacita beroleh penghiburan sehingga air matanyabebas dari kepahitan, orang-orang yang teraniaya berolah ketekunan.
2.     Pimpin Ibadat
Di akhri kegiatan ketekisasi, ditugaskan untuk memimpin renungan singkat katekesasi pada:
Hari           : Jumat
Waktu       : 80.00-selesai
Tempat     : Gedung Ibadah Diaspora Danau Ina
Dalam ibadah tersebut pembacaan dan perenungan Firman Tuhan yang terambil dari Roma 12:1-2, dengan tema “pembaharuan budi”



BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Praktek katekesasi yang dilakukan oleh setiap mahasiswa sebagai tugas mata kuliah "Pendidikan Teologi di Jemaat" merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dari segi pengetahuan Alkitabiah dan juga sebagai sarana untuk mengenal secara dini kehidupan jemaat serta usaha mempersiapkan mahasiswa benar-benar menjadi pangajar yang handal ketika sudah turun kelapangan.
B.      Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sehubungan dengan katekesasi dalah:
1.      Bagi Gereja-Gejera

  • Gereja harus benar-benar menjadi teladan bagi setiap katekumen
  • Katekesasi sebagai wadah untuk mendewasan iman setiap warga jemaat  harus diperhatikan secara lebih oleh setiap Gereja,
  • Usahakalah agar ketekesasi yang dijalankan benar-benar  berhasil dalam mendewasakan iman setiap anggota gereja.
2.      Untuk Mahasiswa

  • Kepada semua teman-teman mahasiswa yang mengadakan praktek-praktek untuk mengajar Katekesasi agar benar-benar menjalankannya sebagai tugas pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
  • Agar dalam setiap pembelajaran selalu mempersiapkan diri dengan matang.








DAFTAR PUSTAKA
Porter, R.J., 2011, Katekesasi Masakini. Jakarta:Yayasan Kumunikasi Bina Kasih
Veldhuis, Henri, 2010 Kutahu Yang Kupercaya. Jakarta: BPK



[1] R.J. Porter 2011:13
[2] Bahan ajar PTJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar