BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gereja dalah persekutuan orang-orang terpanggil dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, persekutuan merupakan segenap orang
yang mempunyai pengakuan yang sama, yang menjadi pengakuan dalam lingkungan
persekutuan ini adalah Tuhan Yesus yang adalah kepala kepala persekutuan itu
sendiri.
Kata ‘Gereja’ berasal dari bahasa Portugis “Igreya” dan
dalam bahasa Yunani
“ekklesia” yang berarti Jemaat yang dipanggil keluar dari dunia menjadi milik
Tuhan. Kata “ekklesia” diambil dari kebudayaan Yunani waktu itu yang berarti suatu
sidang warga kota untuk membicarakan dan mengambil keputusan selaku “Sidang
Rakyat yang syah” (Kis. Ras. 19 : 39).
Pengertian Gereja secara theologis Alkitabiah ialah bahwa
Gereja (ekklesia) itu adalah tubuh Kristus (Ep. 1:22-23) dimana Kristus adalah
kepala. Kristus yang memanggil, maka Gereja berasal dari Kristus sendiri. Gereja bukanlah kelompok manusia yang
berdiri atas inisitif sendiri, tetapi Kristuslah yang dengan perantara Firman
dan Roh mengumpulkan bagiNya Jemaat itu. Gereja adalah persekutuan orang
percaya yang dikumpulkan oleh Kristus. Hari Pentakosta, ketika Roh Kudus
dicurahkan menjadi hari lahirnya Gereja (Kis. 2).
Kata “katekesasi” berasal dari bahasa
Yunani artinya “pelajaran”. Istilah ini sudah lama dipakai untuk pelajaran yang
diberikan kepada siapa saja yang mau menerima dan mengakui iman Kristen. Secara
sistematis ajaran Kistus dilayankan kepada orang yang disebut “katekumen”. Dengan
mengikuti “katekesasi” mereka akan memulai mengerti apa artinya menjadi
Kristen. Disamping itu, mereka juga diberi kesempatan untuk mendengar tentang
jalan keselamatan dalam dan oleh Yesus Kristus serta diajak mengeikuti jalan
itu[1]
Katekese gerejawi adalah usaha untuk
membimbing anggota-anggota jemaat yang masih muda kedalam perkataan dan
perbuatan Allah dengan maksud supaya mereka belajar untuk hidup bersamama
dengan Allah didalam pimmpinan Roh Kudus dan didalam persekutuan dengan Yesus
Kristus, yakni gereja.[2]
Untuk membawa mahasiswa mengenal semua
hal yang bersangkutan diatas maka, mata kuliah Pendidikan Teologi Di Jemaat
memberikan tugas kepada mahasiswa untuk terjun praktek mengajar katekesasi ke
gereja-gereja.
B.
Maksud Dan
Tujuan
Yang menjadi maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktek mengajar
katekesasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
wujud partisipasi mahasiswa dalam membangun hubungan dengan gereja (jemaat) sebagai
tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi
2. Sebagai
upaya untuk melatih diri dalam proses belajar mengajar
3. Untuk
menambah wawasan mengenai pengetahuan Alkitab sebagai bahan katekesasi
4. Memberdayakan
diri dalam pelayanan gereja.
C.
Asumsi
Dasar/Masalah
Kedewasaan anggota jemaat tergantung
dari keberhasilan pengajaran katekesasi yang dilakukan oleh setiap gereja
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Tentang Gereja Secara Umum
1.
Identitas
Gereja
a)
Nama Jemaat : Jemaat
Diaspora Danau Ina - Oesapa
b)
Alamat :
Jln. Suratim KM. 10 RT. 15 RW. 06
Kelurahan
Oesapa
c)
Berdiri :
4 November 2007 (Kebaktian
perdana)
d)
SK. Madiri Nomor :
001/SK/MS-GMIT/2009
Tanggal : 28 Januari 2009
e)
Diresmikan : 15
Pebruari 2009
f)
Ketua Majelis : Pdt.
Yuliana Bani-Banunu
SK Pengangkatan Nomor :
110/SK/MS-GMIT/G/2009
Tanggal :
28 Januari 2009
g)
Jumlah Kepala
Keluarga : 215 KK
h)
Ukuran Gedung
Kebaktian : 25 x 12 m = 300 m2
(Sementara
dibangun)
i)
Ukuran Gedung
Kantor : 10 x 9,5 m = 95
m2 (Sementara
dibangun)
2.
Sejarah Gereja
Sejarah
Singkat Jemaat Diaspora Danau Ina
Berdirinya Jemaat Diaspora Danau Ina
diawali dengan dibentuknya Panitia Pembangunan Gedung Pos Pelayanan Danau Ina
Jemaat Nazareth Oesapa Timur sesuai
SK Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur Nomor.
08/SK/MJ-GMIT/V/G/2005 tanggal 1 Mei
2005 dengan Ketua Panitia Bpk. Drs. Joni J.A.Ninu. Pembangunan Fisik gedung
diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan Pos Pelayanan Danau Ina pada
tanggal 14 Juni 2006 oleh Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur Bapak Pdt.
Gayus D. Pollin, S.Th. Namun dalam perkembangannya Pembangunan gedung tersebut
mengalami berbagai hambatan terutama minimnya dana yang dialokasikan sehingga
pelaksanaannya tidak dapat dilanjutkan.
Selanjutnya oleh inisiatif jemaat
disekitar Danau Ina maka dilaksanakan rapat pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober
2007 bertempat di rumah Bapak. Fredik Ataupah,S.Pd. Dalam rapat tersebut disepakati beberapa hal antara lain
:
1. Karena
Pembangunan Fisik Pos Pelayanan Danau Ina tidak terlaksana dengan baik atau
mengalami kemacetan maka Panitia Pembangunan yang telah dibentuk dinyatakan
tidak berlaku lagi.
2. Pelayanan
di Pos Pelayanan Danau Ina harus segera dilaksanakan, dan disepakati kebaktian
Perdana tanggal 4 Nopember 2007.
3. Menyepakati
dan memilih Bapak Fredik Ataupah yang adalah Ketua Kordinator Wilayah IV sebagai
penanggung jawab.
Berdasarkan poin dua diatas maka dibuatlah surat
pemberitahuan kepada Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur agar dapat
ditindaklanjuti. Dalam perkembangannya sampai tanggal 20 Oktober 2007 belum ada
tanggapan dari Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur. Untuk menyikapi
kesepakatan yang diambil pada pertemuan tanggal 13 Oktober 2007 maka dilaksakan
Rapat kedua pada hari Senin tanggal 21 Oktober 2007 bertempat dirumah Bapak
Imanuel Ahalamani. Dalam Rapat tersebut disepakati lagi beberapa hal yaitu :
1. Kebaktian
Perdana tetap dilaksanakan pada tanggal
4 Nopember 2007.
2. Untuk
dapat beribadah maka perlu dibangun sebuah gedung darurat sebagai tempat
beribadah. Lokasinya adalah diatas Pondasi yang telah dibangun. Bahan yang
dipakai adalah dari sumbangan Jemaat.
Berdasarkan kesepakatan di atas maka
pengumpulan bahan dimulai tanggal 23 Oktober 2007 dan pembangunan fisik gedung
darurat Pos Pelayanan Danau Ina dimulai tanggal 26 Oktober 2007. Pembangunan
Pos Pelayanan tersebut dilakukan secara gotong royong selama 3 hari dan selesai
pada tanggal 29 Oktober 2007.
Karena pembangunan gedung darurat sudah
selesai maka dibuatlah surat permohonan kepada Ketua Majelis Jemaat Nazareth
Oesapa Timur untuk memimpin kebaktian perdana di Pos Pelayanan yang
ditandatangani oleh Ketua Kordinator Wilayah (Korwil) V. Namun karena berbagai
alasan teknis dan administratif maka
Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur belum bersedia memimpin kebaktian
perdana tersebut dan meminta agar kebaktian perdana ditunda sampai dengan
tanggal 18 Nopember 2007. Namun karena kebutuhan rohani jemaat, maka kebaktian
tanggal 4 Nopember 2007 harus tetap dilaksanakan. Untuk megantisipasi hal ini
dan jemaat tidak dikorbankan maka oleh Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa
Timur meminta Majelis Jemaat setempat mengatur pelayanan pada tanggal 4
Nopember 2007. Karena ketiadaan pelayan di Danau Ina yang memimpin kebaktian
perdana maka pada tanggal 3 Nopember 2007 atas
kesepakatan jemaat diutus beberapa orang majelis jemaat dan jemaat yaitu Bpk. Imanuel Ahalamani, Bpk Ferdi Fallo
dan Bpk. Hironimus Lakapu menghadap Ketua Majelis Sinode GMIT agar dapat mengutus seorang pelayan GMIT
untuk memimpin kebaktian perdana pada tanggal 4 Nopember 2007 tersebut di Pos
Pelayanan Danau Ina.
Atas inisiatif dari Ketua Majelis Sinode
GMIT Bapak Pdt. Dr. Ayub Ranoh maka diadakan pertemuan singkat antara Ketua
Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur, Wakil Ketua Majelis Jemaat Nazareth
Oesapa Timur dan Wakil Jemaat dari Danau
Ina di ruang kerja Ketua Majelis Sinode. Dalam rapat tersebut Bapak Ketua
Majelis Sinode meminta agar Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur mengatur
pelaksanaan kebaktian pada tanggal 4 Nopember 2007, sehingga jemaat tidak
dikorbankan. Karena kedua pendeta menyatakan berhalangan dan tidak dapat
memimpin kebaktian tersebut, maka disepakati bahwa Pemimpin kebaktian Perdana
direkomendasikan kepada Sdr. Enos S.
Sakol, S.Th, yang selama ini membantu pelayanan di Jemaat Nazareth Oesapa
Timur.
Kebaktian perdana dimulai tanggal 4
Nopember 2007 jam 07.00 dan jemaat yang hadir diperkirakan berjumlah 700 – 750
orang. Hal ini dapat diprediksi dari jumlah kursi yang disiapkan sebanyak 600
buah terisi penuh bahkan ada jemaat yang mengikuti kebaktian diluar gedung
sambil berdiri.
Setelah kebaktian perdana tanggal 4
Nopember 2007 jam 13.00 Wita (Jam 1 Siang) bertempat di Gedung Pos Pelayanan
Danau Ina dilaksanakan Rapat lengkap antara Ketua Majelis, Wakil Ketua Majelis,
Badan Harian, BPPPJ, Majelis Jemaat Nazareth
dan Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina disepakati bahwa kegiatan pelayanan tetap
dijalankan.
Waktu terus berlalu dan kegiatan
pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina berjalan dengan baik. Untuk kegiatan
kebaktian pada hari Minggu, pelayan yang memimpin kebaktian diatur oleh ketua
majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur.
Pada tanggal 3 Pebruari 2008 dilaksanakan Rapat Jemaat dan Majelis Jemaat di
Pos Pelayanan Danau Ina dan didalam Rapat tersebut sebagian besar peserta rapat
meminta agar proses Pendewasaan Pos Pelayanan Danau Ina menjadi jemaat mandiri
harus segera direalisasikan. Permintaan yang sama juga terjadi pada Sidang
Tahunan Majelis Jemaat Jemaat Nazareth Oesapa Timur tahun 2008 pada hari Kamis tanggal 7 Pebruari
2008. Dalam sidang tersebut diputuskan agar Pos Pelayanan Danau Ina dapat
diusulkan ke Sinode GMIT agar dijadikan jemaat mandiri dan dalam proses
pendewasaan diri maka segala pelayanan sakramen dapat dilakukan di Pos
Pelayanan Danau Ina.
Dalam rangka menyambut hari Raya Paskah
tahun 2008 maka salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan adalah Pelayanan
Sakramen Perjamuan Kudus. Karena adanya keputusan bahwa kegiatan pelayanan
Sakramen dapat dilaksanakan di Pos Pelayanan Danau Ina maka jemaat yang
berbakti di Pos Pelayanan meminta agar dapat dilayani sakramen Perjamuan Kudus
dan Baptisan Kudus. Untuk itu dilakukan pendekatan kepada Ketua Majelis Jemaat
Nazareth Oesapa Timur, namun berdasarkan jawaban Ketua Majelis Jemaat bahwa
telah dilakukan rapat oleh Badan Harian Jemaat Nazareth Oesapa Timur dan
diputuskan bahwa seluruh kegiatan sakramen dipusatkan di gedung Gereja Nazareth
Oesapa Timur. Namun karena demi kebutuhan rohani jemaat untuk tetap dilakukan
pelayanan sakramen di Pos Pelayanan, maka dilakukan lagi pendekatan kepada
Ketua Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur namun jawabannya adalah keputusan
Badan Harian sudah final dan tidak dapat diubah lagi.
Untuk menyikapi hal diatas maka
dilakukan rapat Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina pada hari Sabtu tanggal 15
Maret 2008. Dalam Rapat tersebut disepakati beberapa hal yaitu :
1. Pelayanan
Sakramen Perjamuan Kudus Triwulan Pertama untuk jemaat yang berbakti di Pos Pelayanan Danau Ina
harus tetap dilaksanakan di Pos Pelayanan Danau Ina.
2. Pelayanan
Sakramen Perjamuan Kudus yang semula direncanakan tanggal 23 Maret 2008 di
majukan pada tanggal 21 Maret 2008.
3. Untuk
melayani Sakramen Perjamuan Kudus maka akan diminta pelayan dari Sinode GMIT.
4. Permintaan
pelayan dari Sinode GMIT dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2008.
Pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2008
beberapa utusan dari jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina antara lain Drs. Jhoni
Ninu, Ferdi Fallo, Hironimus Lakapu, Yefta Sanam, Victor Nenobais, Imanuel
Ahalamani, Soleman Zakarias, Anderias Letmau, Eliaser Lopo, Yohana Lopo – Li,
Surfis Nenometa, Yohanis Saepito, Edison Bay dan Deny R. Ndelo, menghadap
Sinode GMIT untuk meminta pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus dan Baptisan
Kudus. Dalam rapat tersebut yang dihadiri oleh utusan dari Jemaat di Pos
Pelayanan Danau Ina, Wakil Ketua Sinode, KPWK Kupang Tengah, disepakati bahwa
Majelis Sinode GMIT melalui KPWK Kupang Tengah akan menjadi mediator antara
Jemaat di Pos Pelayanan Danau Ina dengan
Ketua Majelis dan Badan Harian
Jemaat Nazareth Oesapa Timur agar pelayanan Sakramen Perjamuan yang sudah
diputuskan dan diumumkan kepada jemaat pada tanggal 21 Maret 2008 tetap
dilaksanakan.
Pada hari itu juga dilakukan rapat di
Jemaat Nazareth Oesapa Timur antara KPWK Kupang Tengah Bpk. Pdt. Daniel
Nenot’ek, S.Th. dengan Katua Majelis Jemaat dan Badah Harian Jemaat Nazareth
Oesapa Timur. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Bpk. Pdt. Daniel
Nenot’ek, S.Th pada jam 23.00 kepada
anggota jemaat yang sementara menunggu di gedung kebaktian Pos Pelayanan Danau
Ina yakni ± 50 orang. Pada waktu itu diinformasikan hasil
kesepakatan yang diambil adalah ”Apabila
Majelis Sinode GMIT melayani Sakramen Perjemuan Kudus di Pos Pelayanan Danau
Ina maka Majelis Jemaat Nazareth Oesapa Timur dengan tulus melepaskan saudara –
saudara mereka jemaat yang berbakti di Pos Pelayanan Dau Ina untuk menjadi
jemaat sendiri dan meyerahkan tanggung jawab kepada Sinode GMIT dibawah
kordinasi KPWK Kupang Tengah”. Sejak saat itulah maka Pos Pelayanan Danau
Ina dinyatakan lepas dari Jemaat
Nazareth Oesapa Timur untuk mengatur pelayanan sendiri dibawah kordinasi KPWK
Kupang Tengah sambil menjalani proses pendewasaan dan pengukuhan/pentabisan
dari Majelis Sinode GMIT.
Pelayanan Sakramen Perjemuan Kudus
pertama dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2007 oleh Pdt. Emr. Markus
Bessie. Anggota Sidi yang hadir adalah ± 500 orang. Selanjutnya diikuti dengan pelayanan sakramen
Babtisan Kudus kepada 27 orang pada hari
Senin tanggal 24 Maret 2007 bertepatan dengan kebaktian Paskah Kedua.
Waktu terus berlalu dan kegiatan
pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina berjalan dengan baik. Selama rentang waktu
tersebut semua kegiatan pelayanan berlangsung dibawah tanggung jawab Bpk. Pnt.
Fredik Ataupah, S.Pd. yang dibantu oleh seorang tenaga magang yakni Sdr. Enos
S. Sakol, S.Th. dan 17 orang Majelis Jemaat yakni : Pnt. Drs. Joni
J.A. Ninu, Pnt. Imanuel Ahalamani, Pnt. Flora. A.E. Neolaka-Kabu, Pnt. Drs.
Marthen Malo Tanggu, Pnt. Zadrak Naimasus, S.Pd. Pnt. Ruth Muda Kedu-Oematan,
Pnt. Ruth Tefbana – Pasomba, Pnt. Eliaser Lopo, Dkn. Maria I.
Banfatin-Tanu, Dkn. Asnat Boko-Tanau, Dkn. Aris Seubelan, Dkn Yohanis
Saepito, Dkn. Petronela Ataupah-Dimu, Dkn Yane Saba – Bolla, Dkn. Anaci
Taklal-Pello, Dkn. Markus Tanesib dan Dkn. Ferdi Fallo.
Untuk memperlancar kegiatan pelayanan terutama
kegiatan kebaktian Minggu maka Bpk. Yohanis Saepito yang adalah seorang anggota majelis jemaat ditunjuk merangkap
sebagai koster.
Waktu terus berlalu dan kegiatan
pelayanan di Pos Pelayanan Danau Ina berjalan dengan baik. Pada hari Sabtu, 19
Juli 2008 dilaksanakan rapat dengan agenda : ”Pembahasan dan Penentuan Nama Jemaat Pos Pelayanan Danau Ina”.
Dari beberapa nama diusulkan, maka disepakati Nama ”Diaspora” sebagai nama Jemaat. Sejak saat itulah jemaat ini dikenal
dengan nama ”Jemaat Diaspora Danau Ina –
Oesapa”.
Akhirnya Mejelis Sinode GMIT melalui
Surat Keputusan No. 001/SK/MS-GMIT/2009 Tanggal 28 Januari 2009
menetapkan bahwa Pos Pelayanan Jemaat Diaspora Danau Ina dinyatakan sebagai
Jemaat Madiri atau Dewasa selanjutnya melalui SK. No. 110/SK/MS-GMIT/G/2009
Tanggal 28 Januari 2009 mengangkat Ibu
Pdt. Yuliana Bani-Banunu sebagai ketua Majelis Jemaat Diaspora Danau Ina –
Oesapa. Kegiatan peresmian Jemaat Diapora Danau Ina dilaksanakan pada hari Minggu
tanggal 15 Pebruari 2009 oleh Wakil Ketua Sinode GMIT sekaligus diperhadapkan
Ibu Pdt. Yuliana Bani-Banunu sebagai Ketua Majelis Jemaat.
Demikianlah sejarah singkat berdirinya
Jemaat Diaspora Danau Ina – Oesapa.
3.
Organisasi
Susunan Badan Pengurus
Majelis Jemaat Diaspora
Danau Ina
I.
MAJELIS HARIAN/BADAN HARIAN
1.
Ketua Majelis :
Pdt. Yuliana Bani – Banunu
2.
Wakil Ketua 1 :
Pnt. Fredik Ataupah, S.Pd.
3.
Wakil Ketua 2 :
Pnt. Drs. Marthen Malo Tanggu
4.
Sekretasi :
Pnt. Hironimus Lakapu
5.
Wakil Sekretaris :
Pnt. Yefta Sanam
6.
Bendahara :
Pnt. Ferdy Fallo
7.
Wakil Bendahara :
Pnt. Welly Sereh – Tobe
II. KORDINATOR KOMISI
1.
Komisi Pembangunan :
Pnt. Imanuel Ahalamani
2.
Komisi Diakonia :
Dkn. Sarlin Fafo-Aoetpah
3.
Komisi Perempuan GMIT : Pnt.
Yohana Lopo-Li
4.
Komisi Kaum Bapak :
Pnt. Aries Seubelan
5.
Komisi Musik Gerejawi :
Pnt. Drs. Jhoni J.A. Ninu
6.
Komisi Pemuda :
Pnt. Abimelek Laupai, S.Pd.
7.
Komis PAR :
Pnt. Maria Banfatin – Tanu, S.Pd.
8.
Komisi Hari Raya Gerejawi :
Pnt. Albertina Manafe – Lodo
9.
Komisi Pemberdayaan :
Pnt. Zadrak Naimasus, S.Pd.PAK
III. KETUA BADAN KATEGORIAL
1.
Kaum Bapak :
Jemi Ully, S.Sos
2.
Pemuda GMIT :
Marsel Loasana
3.
Perempuan GMI :
Dra. Florence Ully-Lulan, MM.
4.
PAR :
Bernat Anin
IV. KORDINATOR MAJELIS RAYON
1.
Rayon 1 :
Pnt. Petronela Ataupah-Dimu
2.
Rayon 2 :
Pnt. Ruth Tefbanan - Pasomba
3.
Rayon 3 : Pnt.
Eliaser Lopo
4.
Rayon 4 :
Pnt. Floara A. E. Neolaka - Kabu
5.
Rayon 5 :
Pnt. Andy Y. Napa – Ninu, S.Pt, M.Si.
6.
Rayon 6 :
Dkn. Nidas Lasboy
7.
Rayon 7 :
Dkn. Jeckson Blegur
8.
Rayon 8 :
Dkn. Yosef Banfatin
4.
Statistik
Jemaat
Data Tenaga Pendukung Pelayanan :
No
|
Jenis
Tugas/Jabatan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
Pendeta
|
1
Orang
|
Terdapat 2 Orang anggota Majelis Jemaat
yang merangkap tugas sebagai Pengajar Kelas Katekasasi.
|
2.
|
Penatua
|
28 Orang
|
|
3.
|
Diaken
|
14 Orang
|
|
4.
|
Koster
|
1
Orang
|
|
5.
|
Calon Vicaris GMIT
|
1
Orang
|
|
6.
|
Pengajar PAR
|
15 Orang
|
|
7.
|
BPPPJ
|
5
Orang
|
|
Jumlah
|
65 Orang
|
Data Umum Jemaat :
No
|
Uraian
|
Kelamin
(Orang)
|
Jumlah
(Orang)
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1.
|
Jumlah Anggota Jemaat
|
764
|
718
|
1.482
|
2.
|
Anggota Sidi
|
516
|
484
|
1.000
|
3.
|
Anggota Baptis
|
736
|
692
|
1.428
|
4.
|
Majelis Jemaat
|
18
|
24
|
42
|
5.
|
Penatua
|
12
|
16
|
28
|
6.
|
Diaken
|
6
|
8
|
14
|
B.
Isi
Laporan
1.
Membabawa
materi
Kitab Mazmur
a. Nama
Dalam LXX (Septuaginta) adalah kata
“Psalmoi”, kata Yunani (dari kata kerja ”Psallo” yang artinya “memetik atau
mendeingkan”). Kemudian kata itu menunjukan nyanyian (Psalmos) atau kumpulan
nyanyaian (Psaltorion).
Judul kitab Masmur dalam bahasa Ibrani
adalah Tehillim artinya puji-pujian tau nyanyian pujian.
b. Struktur
Kitab Mazmur dibagi dalam 5 jilid: jilid I:Maz 1-41; jilid II: Maz 42-72; jilid III:
Maz 73-89; jilid IV: Maz 90-106 dan jilid V: Maz. 107-150.
-
Pengelompokan ini adalah bahwa
bagian-bagian Mazmur itu merupakan
tahap-tahap dalam proses pengumpulan Mazmur.
-
Kumpulan yang lebih awal berisi
mazmur-mazmur yang ditulis oleh Daud (Maz. 3-41;51-71), Korah (Maz. 42-49), dan
Asaf (Maz. 50, 73-83). Kumpulan yang lebih kecil seperti nyanyian Ziarah (Maz
120-134) dan mazmur-mazmur yang menggunakan ungkapan “Haleluya” (Maz146-150).
c. Inti
Dari Kitab Mazmur
Yang menjadi inti pemeritaan kitab
mazmur adalah bahwa kitab mazmur merupakan sebuah kumpulan lagu-lagu keagamaan
umat Israel yang dianggap sebagai jawaban syukur bangsa Israel terhadap Allah
atas setiap perbuatan Tuhan dalam sejarah bangsa Israel yang di lakukan dengan
nyanyian, kitab mazmur berisi pujian sukacita dan permohonan kepada Tuhan
Allah, sebagaian mazmur merupakan adalah ungkapan dari pribadi pemasmur.
Inti amanat kitab mazmur adalah
puji-pujian melaui doa. Dalam kitab ini orang yang sengasara dan berdukacita
beroleh penghiburan sehingga air matanyabebas dari kepahitan, orang-orang yang
teraniaya berolah ketekunan.
2.
Pimpin Ibadat
Di akhri kegiatan ketekisasi, ditugaskan
untuk memimpin renungan singkat katekesasi pada:
Hari : Jumat
Waktu :
80.00-selesai
Tempat : Gedung
Ibadah Diaspora Danau Ina
Dalam ibadah tersebut pembacaan dan
perenungan Firman Tuhan yang terambil dari Roma 12:1-2, dengan tema
“pembaharuan budi”
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Praktek katekesasi yang dilakukan oleh
setiap mahasiswa sebagai tugas mata kuliah "Pendidikan Teologi di Jemaat" merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dari segi pengetahuan
Alkitabiah dan juga sebagai sarana untuk mengenal secara dini kehidupan jemaat
serta usaha mempersiapkan mahasiswa benar-benar menjadi pangajar yang handal
ketika sudah turun kelapangan.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sehubungan
dengan katekesasi dalah:
1. Bagi
Gereja-Gejera
- Gereja harus benar-benar menjadi teladan bagi setiap katekumen
- Katekesasi sebagai wadah untuk mendewasan iman setiap warga jemaat harus diperhatikan secara lebih oleh setiap Gereja,
- Usahakalah agar ketekesasi yang dijalankan benar-benar berhasil dalam mendewasakan iman setiap anggota gereja.
2. Untuk
Mahasiswa
- Kepada semua teman-teman mahasiswa yang mengadakan praktek-praktek untuk mengajar Katekesasi agar benar-benar menjalankannya sebagai tugas pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
- Agar dalam setiap pembelajaran selalu mempersiapkan diri dengan matang.
DAFTAR PUSTAKA
Porter, R.J., 2011, Katekesasi
Masakini. Jakarta:Yayasan Kumunikasi Bina Kasih
Veldhuis,
Henri, 2010 Kutahu Yang Kupercaya. Jakarta:
BPK