Halaman

Minggu, 07 April 2019

GEREJA-PASTORAL: Perkunjungan dan Percakpan Pastoral,

Perkunjungan, Percakapan Pastoral dan Disiplin

Deniyanto Diwa


Perkunjungan Pastoral

A. Pengertian Perkunjungan Pastoral

Perkunjungan pastoral merupakan alat utama dalam pelaksanaan pengembalaan dalam jemaat, perkunjungan merupakan  proses mencari jemaat kerumahnya, yakni usaha untuk menemui setiap anggota jemaat didalam segala keberadaanya. Banyak orang salah mengira bahwa perkunjungan itu adalah sama dengan percakapan pastoral, sehingga jika mau berkunjung orang harus siap membawa Alkitab dan Nyanyian Rohani. Dan dalam perkunjungan tersebut, keluarga yang dikunjungi diminta untuk menyampaikan apa yang menjadi pergumulan hidupnya.
Perkunjungan adalah upaya gereja dalam menyapa kehidupan dalam keluarga. Melalui perkunjungan gereja dapat menemani kehidupan keluarga yang dikunjungi sekaligus membangun relasi yang baik. Kalau dalam perkunjungan itu ada permasalahan yang harus disampaikan oleh keluarga (yang merupakan masalah pastoral), maka kita yang mengunjungi harus membuat janji untuk bertemu dalam pertemuan khusus, yang merupakan pertemuan lanjutan dan nantinya akan berkembang menjadi percakapan atau kasus pastoral. Oleh sebab itu, perkunjungan haruslah singkat dan secukupnya saja.

B. Isi Perkunjungan Pastoral

Maksud perkunjungan pastoral bukanlah untuk mengadakan ibadah seperti biasa tetapi merupakan upaya untuk memberi perhatian khusus kepada anggaota jemaat, supaya mereka mengetahui bahwa dirinya disapa secara pribadi oleh firman, dengan cara seorang gembala mendatangi rumah anggota jemaat untuk mengetahui setiap keadaan anggota jemaat itu sendiri.
Agar benar-benar bertemu dengan anggota jemaat, gembala perlu menyesuaikan diri dengan keadaan keluarga yang dikunjungainya, penyesuaian diri itu nyata lewat cara berpakaian, juga dalam hal bercakap-cakap harus pula menyesuaikan diri dengan anggota jemaat, kalua anggota jemaat menggunakan bahasa daerah, sebaiknya gembala juga kalau mungkin, bercakap-cakap dalm bahsa daerah.  
Jadi perkunjungan itu harus menyentuh keadaan anggota jemaat dari berbagai segi, yang membuat anggota jemaat merasa bahwa mereka diperdulikan dalam keadaan mereka.
Contoh
Perkunjungan kepada orang sakit
Perkunjungan orang sakit dilakukan oleh setiap gembala dengan tujuan untuk mengetahui jemaatnya sakit apa, lalu mendoakan dia, serta dapat memberi nasihat kepada anggota jemaat tersebut.

Percakapan Pastoral

A. Pengertian percakapan

Percakapan adalah kontak antara dua orang atau lebih yang saling bertukar kata-kata, dimana kata-kata itu mempunya isi dan makna yang dapat memberi respons, dalam percakapan juga dapat mengandung hal-hal yang penting, kata-kata yang di keluarkan saat percakapan berlangsung dapat memberikan kekuatan kepada lawan bicara.
Percakapan pastoral merupakan pelayanan yang di tugaskan oleh gereja dan melalui gereja oleh Gembala Agung: Yesus Kristus, dalam artian bahwa pastor/pendeta yang melakukan pelayanan ini melakukannya dalam nama dan kusasa serta kewibawaan Yesus Kristus.
Percakapan merupakan tindak lanjut langsung dari perkunjungan, ketika perkunjungan berlangsung, si gembala bercakap-cakap dengan anggota jemaat, dan apabila anggota jemaatnya berada dalam sebuah masalah maka gembala harus mengarahkan untuk mengadakan percakapan lanjutan mengenai masalah yang dialami oleh jemaat tersebut. Jadi percakapan dilakukan dengan tujuan untuk menolong jemaat dapat keluar dari masalahnya.
Contoh
Percakan mengenai masalah mendidik anak
Dari uraian diatas yang menyatakan bahwa percakapan adalah tindak lanjut langsung dari perkunjungan, maka saya dapat menberikan contoh yakni: gembala dan anggota jemaat membuat kesepakatan untuk bertemu dan bercakap-cakap mengenai cara mendidik anak. Gembala memberikan bebrapa metode kepada anggota jemaat yang dapat digunakan.

Disiplin

A. Pengertian

Disiplin merupakan sejumlah aturan dalamm gereja, dimana pelanggaran dari dari aturan itu menbuah disiplin, yakni akibat dari aturan-aturan. Displin sebagai pengembalaan adalah usaha untuk menghantar orang kristen yang ada dalam persoalannya untuk kembali kepada pertobatan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa tujuan dari disiplin itu ialah usaha untuk memanggil orang-orang yang tersesat untuk kembali kepada persekutuan dengan Yesus dan jemaat-Nya.  
Contoh
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmua, engakau telah mendapatkanya kembali (Mat. 16:15). Jika sesorang diketahui berbuat dosa atau tersesat maka gembala dapat mendekati, denga maksud memberikan nasihat agar dia dapat kembali kepada jalan yang benar.


Referensi:
  • *Born-Storm, M., Apakah Pengembalaan Itu?, BPK Gunung Mulia; Jakarta 2001
  •  **Abineno, J.L.Ch., Percakapan Pastoral, BPK Gunung Mulia; Jakarta 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar