Apa Arti Dari Nama Dari Aliran Itu?
a. Pengertian Hedonisme
“Hedonisme adalah adalah salah satu teori etika yang
paling tua”.[1]
Hedonisme adalah pandangan
hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan
yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan
atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.
Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani.
Tujuan paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati
kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hedonisme diartikan sebagai pandanganyang menganggap kesenangan dan
kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI, edisi ketiga, 2001). Secara
general, hedonisme bermakna, kesenangan merupakan satu-satunya manfaat atau
kebaikan. Dengan demikian hedonisme bisa didefinisikan sebagai sebuah doktrin (filsafat etika) yang
berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau hasrat terhadap
kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.
b.
Arti
Harafiah
Kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani hēdonismos dari akar kata hēdonē, artinya
"kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang
memuaskan keinginan manusia dan apa yang
meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri
.Menurut kamus Indonesia Wikipedia, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yang derivasi katanya; ‘hedon’ (pleasure) dan ‘isme’. yang diartikan sebagai paradigma berpikir yang menjadikan kesenangan sebagai pusat tindakan.
a.
Sokrates yang menanyakan tentang apa
yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia.
b.
Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355
SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia
adalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya
selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari
sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian
dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain
bernama
c. Epikuros (341-270
SM). Menurutnya,
tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun demikian,
hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya
mencakup kesenangan badani saja seperti Kaum Aristippos, melainkan kesenangan
rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.
d. John Lock (1632-1704), filosof Inggris Filsuf abad ke-20 yang dipengaruhi aliran filsafat hedonisme , “Lock berpendapat bahwa yang kita sebut baik adalah apa yang menyebabkan kesenangan, sebaliknya kita namakan jahat karena mendatangkan ketidaksenangan”.[2]
Apa Ajaran atau Pandangan Dari Aliran Itu
Dengang melihat pengertian dari aliran ini yakni Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.
Yang menjadi pandangan dari sisi hedonisme, tujuan dari hidup manusia adalah menggapai kesenangan dan kemikmatan badani. Suatu aliran filsafat yang mengagungkan kenikmatan hidup yang sebenarnya berangkat dari pemikiran filsafat sebelumnya. Lihat, misalnya filosof Aristippos dari Kyrene, seorang murid Socrates, yang menegaskan bahwa yang sungguh baik bagi manusia hanyalah kesenangan dan kenikmatan. Jika ia berhasil meraih kesenangan, ia tidak akan mencari sesuatu yang lain lagi. Ia hanya berambisi mencari kesenangan dan kenikmatan.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
Menurut pandangan paham hedonisme hidup adalah suatu kesempatan yang datangnya hanya sekali. Karena itu, isilah dengan kenikmatan tanpa memikirkan efek jangka panjang yang akan diakibatkan.
Nilai-nilai filsafat hedonisme dalam seluruh tindakan yang mengarah kepada proses pencapaian kebahagiaan yang paling besar bagi seluruh manusia.
Hedonisme mengatakan bahwa kewajiban moral saya adalah membuat sesuatu yang terbaik bagi diri saya sendiri. Karena itu ia mengandung paham egoisme karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.
Aliran yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan ‘hedone’ (kenikmatan dan kelezatan). Kebaikan yang paling utama dan kewajiban seseorang ialah mencari kesenangan sebagai tujuan hidupnya“filsafat hedonism mengajarkan bahwa kesenangan (hedone) adalah kebaikan yang tertinggi”[3]
Bagaimana Pengaruh Pandangan Itu Dalam Masyarakat Modern
Pandangan Hedonisme cukup berpengaruh dalam kehidupan modern, secara implisit hedonisme kian mencapai bentuknya dalam masyarakat yang sangat konsumeristis, yang memang di dalamnya hedonisme menggebu dalam pemenuhan daya kemampuan untuk meraih kenikmatan yang terkandung dalam materi, kekuasaan dan seks .Semua kenikmatan yang dikejar manusia itu termasuk dalam hidup inderawi, intelektual, dan spiritual.
Pemikiran itu agaknya sangat cocok dengan gaya hidup masyarakat modern. Individualitas dan nafsu untuk meraih kenikmatan sangat kental mewarnai kehidupan kita. Paham ini juga merasuki kehidupan remaja, dimana remaja berbondong-bondong digiring untuk menjalani kehidupan yang berpangkal pada pencarian kesenangan semata, salah satunya berwujud dunia entertaintment.
“Filsaafat Hedonisme masih terus bekembang samapai pada
saat ini dan terbagi-bagi dalam cabang yang kecil-kecil seperti hedonisme
psikologi (yang mementingkan kesenagan jiwa), hedonisme egoistis (yang
mementingkan dsiri sendri), dan hedonisme altruistis ( yang mementingkan
kesengan diri dan kesengann orang lain). Di Indonesia, secara teoritis memang
tidak ada yang menganut hedonisme tapi dalam praktek banyak juga orang yang
cenderung mempraktekan hedonism, dengan mencari kepentingan kesengan”.[4]
Jadi dalam kehidupan modern, hedonism masih menjadi etika implicit yang dianaut oleh banyak orang melalui perilaku mereka
Daftar Pustaka
Poespoprodjo, W., (1999) Filsafat Moral. Bandung: CV. Pustaka Gravika
Borong, R. P., (1998)
Materi Pokok Etika Materi 1-6.
Bandung: Direktorat Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama
Bertens, K., Etika
http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme#cite_note-Suseno-0
http://www.scribd.com/zerodontmind/d/18427728-Etika-Hedonis-Dalam-Bingkai-Kekuasaan
http://www.scribd.com/enal_wonka/d/59612117-Mengenal-Hedonisme-Lebih-Dekat
http://diahutamidotcom.wordpress.com/2011/03/02/cabang-dan-aliran-filsafat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar