Halaman

Selasa, 30 Mei 2023

Filsafat Hedonisme

Apa Arti Dari Nama Dari Aliran Itu?

a.       Pengertian  Hedonisme

“Hedonisme adalah adalah salah satu teori etika yang paling tua”.[1] Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Tujuan paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme diartikan sebagai pandanganyang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI, edisi ketiga, 2001). Secara general, hedonisme bermakna, kesenangan merupakan satu-satunya manfaat atau kebaikan. Dengan demikian hedonisme bisa didefinisikan sebagai sebuah doktrin (filsafat etika) yang berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau hasrat terhadap kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.

b.      Arti Harafiah

Kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani  hēdonismos dari akar kata  hēdonē, artinya "kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri

.Menurut kamus Indonesia Wikipedia, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yang derivasi katanya; ‘hedon’ (pleasure) dan ‘isme’. yang diartikan sebagai paradigma berpikir yang menjadikan kesenangan sebagai pusat tindakan.


Siapa Tokoh-Tokoh Dari Aliran Itu dan Pandangan Dari Tokoh-Tokoh Itu

a.       Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia.

b.      Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama

c.       Epikuros (341-270 SM). Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani saja seperti Kaum Aristippos, melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.

d.      John Lock (1632-1704), filosof Inggris Filsuf abad ke-20 yang dipengaruhi aliran filsafat hedonisme , “Lock berpendapat bahwa yang kita sebut baik adalah apa yang menyebabkan kesenangan, sebaliknya kita namakan jahat karena mendatangkan ketidaksenangan.[2]

Apa Ajaran atau Pandangan Dari Aliran Itu

Dengang melihat pengertian dari aliran ini yakni Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Yang menjadi pandangan dari sisi hedonisme, tujuan dari hidup manusia adalah menggapai kesenangan dan kemikmatan badani. Suatu aliran filsafat yang mengagungkan kenikmatan hidup yang sebenarnya berangkat dari pemikiran filsafat sebelumnya. Lihat, misalnya filosof Aristippos dari Kyrene, seorang murid Socrates, yang menegaskan bahwa yang sungguh baik bagi manusia hanyalah kesenangan dan kenikmatan. Jika ia berhasil meraih kesenangan, ia tidak akan mencari sesuatu yang lain lagi. Ia hanya berambisi mencari kesenangan dan kenikmatan.

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.

Menurut pandangan paham hedonisme hidup adalah suatu kesempatan yang datangnya hanya sekali. Karena itu, isilah dengan kenikmatan tanpa memikirkan efek jangka panjang yang akan diakibatkan.

Nilai-nilai filsafat hedonisme dalam seluruh tindakan yang mengarah kepada proses pencapaian kebahagiaan yang paling besar bagi seluruh manusia.

Hedonisme mengatakan bahwa kewajiban moral saya adalah membuat sesuatu yang terbaik bagi diri saya sendiri. Karena itu ia  mengandung paham egoisme karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.

Aliran yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan ‘hedone’ (kenikmatan dan    kelezatan). Kebaikan yang paling utama dan kewajiban seseorang ialah mencari kesenangan sebagai tujuan hidupnya“filsafat hedonism mengajarkan bahwa kesenangan (hedone) adalah kebaikan yang tertinggi”[3]

Bagaimana Pengaruh Pandangan Itu Dalam Masyarakat Modern

Pandangan Hedonisme cukup berpengaruh dalam kehidupan modern, secara implisit hedonisme kian mencapai bentuknya dalam masyarakat yang sangat konsumeristis, yang  memang di dalamnya hedonisme menggebu dalam pemenuhan daya kemampuan untuk meraih kenikmatan yang terkandung dalam materi, kekuasaan dan seks .Semua kenikmatan yang dikejar manusia itu termasuk dalam hidup inderawi, intelektual, dan spiritual.

Pemikiran itu agaknya sangat cocok dengan gaya hidup masyarakat modern. Individualitas dan nafsu untuk meraih kenikmatan sangat kental mewarnai kehidupan kita. Paham ini juga merasuki kehidupan remaja, dimana remaja berbondong-bondong digiring untuk menjalani kehidupan yang berpangkal pada pencarian kesenangan semata, salah satunya berwujud dunia entertaintment.

“Filsaafat Hedonisme masih terus bekembang samapai pada saat ini dan terbagi-bagi dalam cabang yang kecil-kecil seperti hedonisme psikologi (yang mementingkan kesenagan jiwa), hedonisme egoistis (yang mementingkan dsiri sendri), dan hedonisme altruistis ( yang mementingkan kesengan diri dan kesengann orang lain). Di Indonesia, secara teoritis memang tidak ada yang menganut hedonisme tapi dalam praktek banyak juga orang yang cenderung mempraktekan hedonism, dengan mencari kepentingan kesengan”.[4]

Jadi dalam kehidupan modern, hedonism masih menjadi etika implicit yang dianaut oleh banyak orang melalui perilaku mereka

 

Daftar Pustaka

 

Poespoprodjo, W., (1999) Filsafat Moral. Bandung: CV. Pustaka Gravika

Borong, R. P., (1998) Materi Pokok Etika Materi 1-6. Bandung: Direktorat Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama

Bertens, K., Etika

http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme#cite_note-Suseno-0

http://www.scribd.com/zerodontmind/d/18427728-Etika-Hedonis-Dalam-Bingkai-Kekuasaan

http://www.scribd.com/enal_wonka/d/59612117-Mengenal-Hedonisme-Lebih-Dekat

 http://diahutamidotcom.wordpress.com/2011/03/02/cabang-dan-aliran-filsafat/

 



[1] W. Poespopojdo, filsafat  moral:60

[3] R. P. Borong, M. Th, modul etika:10

[4] Ibid:11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar